Pak Tani dan Ladangnya
Di suatu hari yang amat cerah, Pak Tani sedang menggarap sawahnya
untuk ditanami jagung dan umbi-umbian lainnya. Dengan hati riang, Pak
Tani mulai menanam bibit-bibitnya, berharap esok-esok cepat tumbuh
sehingga bisa cepat dijual.
“Semoga tidak lebih dari dua minggu, bibit-bibit ini sudah tumbuh
dengan baik. Uang hasil menjual hasil panen kali ini akan aku belikan
sebuah sepeda untuk anakku” ujar Pak Tani sambil bersiul-siul dengan
wajah yang ceria.
Hari demi hari mulai terlewati. Pak Tani merawat ladangnya denghan baik hingga semua tanaman mulai berbuah.
“Wah tanamanku sudah mulai berbuah, akan aku panen esok hari, saat
ini biarlah aku menikmati hari yang cerah bersama hasil ladangku yang
banyak” ucap Pak Tani dalam hati, seraya mengambil pacul dan peralatan
lainnya untuk pulang.
Malam harinya, tikus yang suka mencuri makanan datang ke ladang Pak Tani.
“Hmmm, wangi makanan di ladang ini membuatku lapar. Aku akan mengajak
teman-temanku untuk berpesta disini” Lalu si tikus memanggil
teman-temannya untuk datang ke ladang. Dalam sekejap, setengah hasil
ladang Pak Tani sudah habis dimakan oleh tikus. Dan tikus-tikus itupun
pergi setelah merasa kenyang.
Esok harinya, Pak Tani datang ke ladang, bersiap-siap untuk memanen.
Alangkah terkejutnya Pak tani melihat ladangnya sudah berantakan.
“Apa-apaan ini! Mengapa hasil ladangku hampir habis dimakan hewan?! Lihat saja, akan aku balas mereka semua!”
Pak Tani sangat marah, ia lalu menaruh jerat-jerat di sekitar ladang
agar tikus-tikus yang datang tidak akan pernah bisa masuk ke ladangnya
lagi.
“Rasakan tikus-tikus nakal! Espok pagi akan aku tangkap mereka semua!” ujar Pak Tani menahan amarah.
“Ah, aku lelah sekali siang ini. Tenagaku habis untuk memasang
jerat-jerat ini. Esok saja lah aku lanjutkan memanen hasil ladang yang
tersisa. Biar saja malam ini tikus-tikus itu merasakan akibatnya”
Setelah pak tani pergi, sekawanan burung terbang melewati ladang Pak
tani. Burung-burung itu melihat masih ada banyak buah yang bisa dimakan.
“Wah rupanya tikus tidak menghabiskan isi ladang ini semalam. Ayo
teman-teman, kita isi perut kita agar tak kelaparan di perjalanan.” Ajak
si burung kepada kawanan burung lainnya.
Dan dalam waktu yang singkat, ladang Pak Tani sudah semakin
berantakan oleh kawanan burung itu. Sekarang bahkan tidak ada lagi yang
bisa dipanen oleh Pak Tani.
“Sepertinya Pak Tani harus belajar untuk tidak pernah menunda
pekerjaan” ucap tikus dan burung seraya tertawa meninggalkan ladang Pak
Tani.